Home Opini Founder Ruang Aman Ajak Masyarakat Dukung Indonesia Emas 2045

Founder Ruang Aman Ajak Masyarakat Dukung Indonesia Emas 2045

Bonus Demografi Tak Akan Tercapai Tanpa Kesadaran Kolektif

53
0
SHARE
Founder Ruang Aman Ajak Masyarakat Dukung Indonesia Emas 2045

Keterangan Gambar : Raden Siska Marini, founder Ruang Aman

Kabupaten Tangerang — Dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional 2025, Founder Ruang Aman, Raden Siska Marini, mengajak masyarakat untuk turut aktif mendukung visi besar Indonesia Emas 2045. Ia menegaskan bahwa pencapaian bonus demografi bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan partisipasi nyata dari seluruh elemen masyarakat.

“Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) telah mengambil langkah-langkah progresif dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam mengejar target-target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak dan perlindungan perempuan,” ujar Siska.

Sebagai aktivis perlindungan anak, Siska turut mengapresiasi langkah tersebut. Ia menilai bahwa dukungan kebijakan daerah yang berpihak pada anak perlu disambut secara positif oleh masyarakat luas, bukan hanya dengan apresiasi, tetapi juga melalui keterlibatan aktif dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan anak.

“Pemerintah tidak selalu harus dikritik. Ketika ada langkah yang baik dan progresif, kita wajib memberi apresiasi. Tapi di saat yang sama, masyarakat pun harus melakukan evaluasi terhadap perannya sendiri—sudah sejauh mana kita benar-benar peduli dan terlibat,” tegasnya.

Siska juga menekankan bahwa apresiasi publik yang konstruktif akan memperkuat semangat kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat sipil. Menurutnya, kolaborasi tersebut merupakan kunci dalam membangun lingkungan yang aman, setara, dan mendukung tumbuh kembang anak menuju generasi emas 2045.

Meski begitu, ia tetap mengingatkan bahwa kesadaran kolektif masyarakat terhadap isu-isu strategis seperti pendidikan inklusif, kesehatan mental, perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi, serta pentingnya kebangkitan intelektual anak dan remaja, masih perlu ditingkatkan secara serius.

“Jika kita masih abai terhadap hal-hal mendasar yang menyangkut masa depan generasi muda, maka target besar seperti Indonesia Emas hanya akan menjadi retorika. Kita butuh masyarakat yang sadar, aktif, dan berpihak,” pungkasnya.

Dalam sesi penutupan, turut dibacakan “Suara Anak Indonesia”, sebuah ikrar yang mewakili harapan anak-anak Indonesia terhadap masa depan yang lebih adil, aman, dan penuh ruang untuk tumbuh. Suara tersebut menjadi pengingat bahwa anak-anak bukan sekadar objek kebijakan, melainkan subjek pembangunan bangsa.

Dengan semangat Hari Anak Nasional, Ruang Aman bersama DP3A Kabupaten Tangerang menyerukan kerja bersama lintas sektor untuk membentuk masyarakat yang lebih inklusif, reflektif, dan visioner—demi tercapainya generasi emas 2045 yang tidak hanya produktif, tetapi juga beradab dan berdaya.