
Winah Setiawati menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Banten. Di balik prestasi ini, terdapat perjalanan panjang seorang perempuan muda yang tumbuh dari lingkungan non-privilege, jauh dari gemerlap fasilitas dan jejaring elite. Namun yang dimilikinya justru lebih kokoh: keyakinan, kerja keras, dan sebuah privilege keluarga cemara—rumah penuh cinta, dukungan, dan keberanian untuk bermimpi lebih tinggi.
Lahir di Tangerang, 31 Oktober 1998, Wina menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Madrasah An-Nur. Ia kemudian melanjutkan studi ke jenjang S1 Hukum Tata Negara di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan kini sedang menyelesaikan pendidikan pascasarjananya di Universitas Jayabaya Jakarta.
Langkah awalnya di PMII dimulai sejak MAPABA 2016. Sejak itu, ia meniti setiap jenjang kaderisasi dengan konsisten: PKD (2017), SIG dan SKK (2017–2018), PKL (2020), hingga SKKN (2022). Ia tidak hanya menjalani, tetapi menghidupi setiap proses dengan tanggung jawab, semangat belajar, dan keberpihakan kepada isu-isu perempuan dan keadilan sosial.
Jabatannya di organisasi beragam dan lintas spektrum: Ketua KOPRI Cabang PMII Kota Serang (2021), Wakil Ketua 1 KOPRI PKC PMII Banten (2022–sekarang), Bidang Advokasi Hukum dan HAM DPD KNPI Kabupaten Tangerang (2020–2024), serta Ketua Bidang Pendidikan Hukum dan HAM di RPA—sebuah konsensus gerakan sosial perempuan di Banten. Ia juga aktif sebagai advokat di bawah naungan PERADI Otto Hasibuan. Tidak hanya itu, Wina dikenal sebagai penyiar radio, voice over talent, hingga perwakilan Indonesia dalam ASEAN Women Interfaith Camp (AWIC), serta penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud RI.
Bagi Wina, menjadi pemimpin bukan tentang gelar semata, melainkan tentang keberanian untuk menantang narasi lama, mendobrak stigma, dan membuka ruang lebih luas bagi kader perempuan. Ia tidak datang dari keluarga elite politik atau ekonomi, tapi dari keluarga yang mempercayai nilai pendidikan, kejujuran, dan solidaritas.
Di bawah kepemimpinannya, KOPRI dan PMII di Banten bukan sekadar ruang kaderisasi, tapi juga rumah perubahan yang memberi tempat bagi keberagaman suara perempuan muda: dari desa ke kota, dari dapur ke ruang diskusi, dari sunyi ke panggung politik.
Dalam diri Winah Setiawati, kita melihat potret pemimpin masa depan—yang lahir dari akar rakyat, dibesarkan oleh organisasi, dan tumbuh menjadi simbol harapan bagi kader perempuan yang selama ini dipinggirkan.
LEAVE A REPLY